Saturday, October 30, 2010

jogja putih

sekedar update kabar terbaru,
jogja hujan abu.
Pagi ini jam 6 saya terbangun dan refleks keluar kamar menuju kamar mandi untuk pipis. Dengan mata masih setengah terpejam saya tidak menyadari beberapa kejanggalan kecuali,

"Hm, jogja terara lebih terang dr biasanya pagi ini..tapi agak berkabut..kombinasi yang aneh.."
setelah kemudian keluar dari kamar mandi menuju kamar lagi,saya memandang matahari.
"Cahaya nya terasa agak lembut ya, pagi ini", batin saya.

Eh tunggu tunggu,ada yang jatuh pelan pelan..apa ini? Hujan?
Oh la la, bukan.
Ini abu.

Abu nya mbah merapi.
Bergegas saya mengajak si tanduk merah patroli.
Pasar tujuan pertama kami. Tetap buka ternyata, dengan segala aktivitas mbok mbok nya.

Jogja menjadi putih.
Wajahnya dibedaki,
bagai kabuki.

Subahanallah. Saya tercengang kagum, walau takut juga.

Semua memiliki dua sisi, itu saya semakin yakin.
Seperti kain poleng bali,
seperti dewi uma yang menjelma dewi durga,
seperti alam dan semesta,
seperti manusia.

Lagipula manusia adalah miniatur semesta.

No comments:

Post a Comment

mati, hilang, dan kehilangan

Hari ini salah satu kawan saya berpulang, setelah sekian bulan, tidak hanya ia tapi juga istri dan anak satu-satunya berjuang melawan sakitn...