Tuesday, March 9, 2010

serial ikan asin: romantisme ikan asin

ikan asin itu sekilas tampak remeh.
secara visul juga bukan yang berminyak menggoda atau merekah menggugah.
tapi kalau sudah digoreng...
harumnya sering mencolek cacing perut hampir siapa saja,
kecuali yang alergi ikan atau jijik dengan amis ikan,
tidak pandang bulu.
tua muda, kaya miskin, gaul kuper, DPR atau rakyat, pengikut pansus atau infoteinment, kurus gendut, de el el.

ikan asin,
nikmat menjadi komplimenter setiap makanan.
nasi hangat, sambel ulek, tahu...ikan asin.
nasi hangat, sambel ulek, urap...ikan asin.
nasi hangat, sambel ulek, telur ceplok...ikan asin.
nasi hangat, sambel ulek, sayur asem...ikan asin.
nasi hangat, sambel ulek, urap, tempe, tahu, telur ceplok...ikan asin,
bahkan,
nasi hangat, sambel ulek, kerupuk...DAN ikan asin juga sudah bisa menggugah selera.

tapi, ikan asin,
kalau dimakan begitu saja tidak terlalu sedap.

ia melengkapi berbagai masakan.
masakan sederhana sampai rumit,
masakan murah sampai mahal,
masakan rumahan sampai restoran.
ia cocok dipadankan nyaris dengan masakan apapun.

tapi, ikan asin,
kalau dimakan begitu saja tidak terlalu sedap.

ia salah satu faktor pelengkap,
hampir bisa melengkapi apapun,
tapi ia butuh partner setianya.

ia butuh partner setianya,

Sambel Ulek

:D

tanpa sambel ulek ikan asin akan terasa "kurang" dan "sedikit hambar"

khaha.

No comments:

Post a Comment

mati, hilang, dan kehilangan

Hari ini salah satu kawan saya berpulang, setelah sekian bulan, tidak hanya ia tapi juga istri dan anak satu-satunya berjuang melawan sakitn...